Kesiapan Nikah dan Tanggung Jawab, Jalan Menuju Rumah Tangga Sakinah
Kulon Progo (KUA Samigaluh) – Suasana hangat dan bahagia menyelimuti resepsi pernikahan Aji Saras Wanto, S.Pd dan Fahmia Tri Rejeki, S.Pd di Dusun Gegerbajing, Pagerharjo, Samigaluh, pada Rabu (25/06/2025).
Namun ada yang istimewa kali ini: di sela-sela iringan musik dan aroma hidangan tradisional, hadir sebuah sesi bimbingan pernikahan langsung dari KUA Samigaluh, menjadikan momen sakral ini tak hanya meriah, tapi juga bernilai edukatif dan spiritual.
Adalah Mardani, S.Ag, penyuluh agama Islam dari KUA Samigaluh, yang hadir bukan hanya sebagai tamu undangan, tapi sebagai pencerah dan pengingat. Dalam sesi singkat nan bermakna, ia menyampaikan materi bertajuk “Kesiapan Nikah dan Tanggung Jawab sebagai Jalan Menuju Rumah Tangga Sakinah.”
Dengan bahasa yang ringan namun penuh makna, Mardani mengingatkan bahwa:
“Menikah itu bukan hanya soal sah di mata hukum dan agama, tapi juga kesiapan untuk saling menguatkan dalam suka dan duka. Kesiapan itu adalah kunci keberhasilan rumah tangga,” ujarnya.
Ia menegaskan,bahwa nikah bukan hanya sebatas tumpeng (pesta) saja, namun setiap pasangan yang menikah memasuki gerbang tanggung jawab baru. Tapi bukan sembarang tanggung jawab—karena dalam Islam, setiap tanggung jawab yang dijalankan dengan ikhlas akan bernilai pahala.
Kegiatan ini sekaligus menunjukkan bahwa KUA (Kantor Urusan Agama) kini bukan hanya tempat mengurus administrasi nikah. Melalui peran aktif penyuluh agama, KUA hadir di tengah masyarakat sebagai mitra pembinaan keluarga, mulai dari pra-nikah hingga pendampingan kehidupan rumah tangga.
Kepala KUA Samigaluh Satibi,S.H.I menegaskan:”Kami ingin mendekatkan layanan ke masyarakat. Bimbingan nikah bukan harus di kantor. Di rumah, di balai dusun, bahkan di panggung resepsi pun bisa—yang penting, pesan kebaikannya sampai.” Inisiatif ini merupakan bagian dari program penguatan ketahanan keluarga berbasis masjid dan masyarakat, yang digaungkan oleh Kementerian Agama. KUA menjadi garda terdepan dalam mendampingi generasi muda membangun rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah.
Para tamu pun antusias dan terkesan. Banyak yang menganggap pendekatan ini sebagai “tradisi baru yang mencerahkan”, sekaligus cara unik untuk menyampaikan nilai-nilai agama dalam suasana akrab dan membahagiakan.
Semoga Aji dan Fahmia bisa menjadi inspirasi bagi pasangan lainnya. Dan semoga pula, peran KUA dan penyuluh agama semakin kuat dalam membina keluarga Indonesia yang tangguh, beriman, dan harmonis. (nur/dpj)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!