Kelola Ego dan Prinsip Kuat: Jalan Sunyi Seorang Guru Menuju Keberhasilan Siswa

Oleh: Kasmad Rifangi, M.Pd.I. Kepala MIN 1 Kulon Progo

Di balik keberhasilan seorang siswa, berdiri sosok guru. Yang tidak hanya menguasai materi pelajaran, tetapi juga berhasil mengelola dirinya sendiri. Terutama ego dan prinsip yang kuat. Menjadi guru bukan sekadar profesi pengajar. Melainkan panggilan jiwa untuk menjadi pembimbing kehidupan.

Dalam tugas ini, sering kali guru dihadapkan pada tantangan batin. Antara memegang teguh prinsip, melawan keinginan pribadi, dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan serta karakter yang unik setiap siswa.

Ego Guru: Antara Harga Diri dan Ketulusan
Ego pada dasarnya adalah kesadaran akan diri. Namun ketika tidak dikelola dengan bijak, ego dapat menjelma menjadi tembok penghalang komunikasi dan empati. Seorang guru yang terlalu mempertahankan “cara saya yang paling benar” tanpa membuka ruang dialog akan kesulitan memahami keunikan siswa.

Ada saatnya siswa tidak menjawab sebagaimana yang diharapkan, tidak belajar sebagaimana yang direncanakan, dan tidak berkembang sesuai target. Di sinilah ego guru diuji: akankah ia marah? Akankah ia memaksakan kehendak? Atau justru ia menyelami lebih dalam pada apa yang sedang dirasakan oleh muridnya?

Mengelola ego bukan berarti kehilangan prinsip. Melainkan menundukkan diri demi kebaikan bersama. Guru yang rendah hati tidak merasa lebih tinggi dari siswanya. Tetapi justru membingkai dirinya sebagai pelayan pembelajaran, pembuka jalan, dan penjaga karakter.

Prinsip Kuat: Fondasi Nilai yang Tak Tergoyahkan
Sementara ego perlu dikelola, prinsip justru harus dijaga. Prinsip adalah nilai-nilai dasar yang menjadi kompas dalam mengajar dan membina karakter siswa. Prinsip itulah yang membuat guru tetap bersikap adil meski ditekan keadaan, tetap menanamkan kejujuran di tengah budaya mencontek, dan tetap mendorong kedisiplinan saat lingkungan seolah permisif terhadap kelalaian.

Namun, prinsip kuat tidak boleh kaku. Guru perlu membedakan antara prinsip yang merupakan nilai luhur, dengan cara atau metode yang bersifat fleksibel. Di sinilah keseimbangan harus dibangun. Antara menjaga nilai dan menyesuaikan pendekatan. Seorang guru dapat tetap menjunjung tinggi disiplin. Namun tidak dengan teriakan dan ancaman. Melainkan dengan teladan dan konsistensi.

Mencapai Keberhasilan Siswa: Tidak Hanya Akademik, Tapi Karakter
Keberhasilan siswa tidak hanya diukur dari nilai rapor. Tetapi dari kematangan sikap, tanggung jawab, empati, serta keuletan menghadapi tantangan. Di sinilah peran guru sangat krusial. Guru yang mampu menekan ego dan menguatkan prinsip akan menjadi panutan nyata bagi siswanya. Bukan sekadar pemberi tugas, tetapi pembentuk watak.

Anak-anak menyerap sikap lebih cepat dari kata-kata. Ketika mereka melihat gurunya adil, sabar, rendah hati namun teguh, mereka belajar lebih dari sekadar isi pelajaran. Mereka belajar bagaimana bersikap. Mereka belajar menjadi manusia.

Menetapkan Target Pribadi: Guru yang Terus Bertumbuh
Di balik keberhasilan siswa, ada guru yang menetapkan target bukan untuk kebanggaan pribadi. Tetapi untuk pelayanan yang semakin bermutu. Guru yang berhasil bukanlah mereka yang berpuas diri. Tetapi mereka yang terus mengevaluasi diri:
• Sudahkah saya membuat siswa merasa aman untuk belajar?
• Sudahkah saya menyentuh hati mereka, bukan hanya pikiran mereka?
• Apakah mereka tumbuh karena kehadiran saya, atau hanya sekadar mengikuti aturan saya?

Target seorang guru tidak selalu harus berupa penghargaan atau gelar. Tetapi cukup dengan melihat siswanya menjadi pribadi yang mandiri, jujur, dan berakhlak. Itulah kepuasan yang tak bisa dibeli.

Menjadi guru yang sejati adalah seni menyeimbangkan antara kerendahan hati dan keteguhan prinsip. Guru bukanlah pahlawan tanpa cela. Tetapi manusia biasa yang memilih untuk terus belajar. Bahkan belajar dari siswanya sendiri.

Mengelola ego dan memegang prinsip kuat bukan untuk kepentingan pribadi. Tetapi agar siswa dapat tumbuh dalam lingkungan belajar yang penuh makna, hormat, dan harapan. Sebab, pada akhirnya keberhasilan siswa adalah cermin dari ketulusan dan keteguhan hati seorang guru.

1 reply

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *