Gapai Harapan Pada Kurikulum Cinta di Madrasah

Gagasan Prof. Nasaruddin Umar, Menteri Agama Republik Indonesia
Oleh Kasmad Rifangi, M.Pd.I.
Kepala MIN 1 Kulon Progo

Di tengah kompleksitas zaman dan derasnya arus perubahan sosial, pendidikan madrasah di Indonesia terus mencari bentuk terbaik dalam menjalankan perannya. Bukan hanya sebagai institusi pengajaran ilmu agama dan pengetahuan umum. Tetapi juga sebagai pusat pembentukan karakter dan kemanusiaan. Di sinilah Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, Menteri Agama RI, menggagas satu terobosan penting yaitu Kurikulum Cinta.

Sebuah kurikulum yang mengedepankan nilai kasih sayang, penghargaan terhadap kemanusiaan, dan pendidikan yang membentuk akhlak, bukan hanya intelektual. Sebuah arah baru bagi madrasah agar tak hanya mencetak generasi pintar, tetapi juga pribadi yang luhur dan menyayangi sesama.

Kurikulum Cinta: Gagasan Spiritual dan Humanis
Dalam berbagai kesempatan, Prof. Nasaruddin Umar menekankan bahwa pendidikan agama harus melampaui hafalan teks, dan masuk ke ranah spiritualitas serta transformasi akhlak. Gagasan Kurikulum Cinta lahir dari kesadaran bahwa banyak kekerasan, intoleransi, dan krisis moral terjadi bukan karena kurangnya pengetahuan. Tetapi karena hilangnya kepekaan batin dan kasih sayang dalam proses pendidikan.

Kurikulum Cinta menjadi respons atas: Meningkatnya kekerasan simbolik di ruang-ruang belajar; Relasi guru dan murid yang kaku dan berjarak; dan Sistem pendidikan yang sering lupa pada sisi rasa, bukan hanya nalar.
Prinsip-prinsip Kurikulum Cinta
Kurikulum ini berpijak pada beberapa prinsip utama:

  1. Pendidikan sebagai Cinta yang Aktif
    Guru bukan sekadar pengajar, tetapi pembimbing yang mencintai murid-muridnya dengan tulus dan sabar. Setiap interaksi adalah ruang untuk membangun kepercayaan dan empati.
  2. Madrasah sebagai Rumah Kedua
    Suasana madrasah didesain sebagai tempat yang menyenangkan, aman, dan memanusiakan setiap siswa.
  3. Integrasi Nilai Cinta dalam Semua Pelajaran
    Setiap mata pelajaran diarahkan untuk memperkuat nilai-nilai kemanusiaan, kedamaian, keadilan, dan kesalehan sosial.
  4. Penghormatan terhadap Perbedaan dan Keberagaman
    Kurikulum cinta menanamkan bahwa Islam adalah rahmat bagi semesta. Perbedaan adalah anugerah, bukan ancaman.
  • Implementasi di Madrasah: Dari Gagasan ke Gerakan
    Menggapai harapan dari Kurikulum Cinta tentu bukan sekadar menyusun dokumen kebijakan. Perlu transformasi nyata dalam praktik di lapangan:
  • Pelatihan Guru Berbasis Humanisme Islam. Guru perlu dipersiapkan sebagai agen perubahan dengan pendekatan yang lembut, inklusif, dan reflektif.
  • Revitalisasi Metode Mengajar. Pendekatan yang dialogis, berbasis proyek, refleksi, dan kolaboratif akan memperkuat dimensi cinta dalam proses pembelajaran.
  • Keterlibatan Orang Tua dan Masyarakat. Kurikulum cinta memerlukan dukungan dari ekosistem yang lebih luas; keluarga, tokoh agama, komunitas lokal.
  • Peneguhan Spirit Tasawuf dalam Pendidikan
    Sebagai ulama sufi dan pemikir Islam yang mendalam, Prof. Nasaruddin menempatkan nilai-nilai tasawuf seperti keikhlasan, sabar, syukur, dan kasih sebagai pilar penguat dalam karakter madrasah.

Harapan Besar untuk Generasi Cinta
Jika Kurikulum Cinta diterapkan dengan sungguh-sungguh, madrasah akan menjadi ruang yang melahirkan:

  • Anak-anak yang cerdas secara intelektual dan emosional,
  • Generasi muda yang cinta damai, inklusif, dan menghargai perbedaan,
  • Pemimpin masa depan yang mengedepankan akhlak dan keadilan,
  • Umat yang menjadikan agama sebagai sumber kedamaian, bukan konflik.

Gagasan Kurikulum Cinta dari Prof. Nasaruddin Umar bukan sekadar inovasi pendidikan. Tetapi panggilan untuk kembali kepada fitrah pendidikan Islam yang menyentuh hati dan menyinari akal. Kini tugas kita bersama guru, kepala madrasah, orang tua, dan pemerintah adalah mengubah gagasan luhur ini menjadi gerakan nyata di setiap ruang kelas. Karena hanya dengan cinta, pendidikan akan menemukan maknanya yang sejati.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *