Siswi MTsN 6 Kulon Progo Adakan Kajian Keputrian pada Hari Jumat
Kulon Progo (MTsN6KP) – Suasana khidmat terasa di Laboratorium IPA MTsN 6 Kulon Progo pada Jumat (16/05/2025) siang, kegiatan keputrian dilaksanakan bersamaan dengan siswa putra melaksanakan shalat Jum’at. Kali ini, ada yang berbeda dalam kegiatan rutin keputrian yang biasa diisi oleh guru, pada kesempatan ini diisi oleh siswi kelas VIII A, Asyhifa Novelia Aqila Putri, dan Laila Mulia Sari yang mendapat kepercayaan untuk menyampaikan materi dalam forum tersebut.
Dengan tenang dan penuh percaya diri, Asyhifa, dan Laila membawakan materi bertema “Menjadi mMuslimah Sejati”. Dalam materinya Asyhifa, dan Laila memaparkan tentang definisi muslimah sejati, ciri-cirinya, tantangan menjadi muslimah sejati dan langkah menjadi muslimah sejati. Penjelasannya yang lugas berhasil menarik perhatian puluhan siswi yang hadir. Sesekali, interaksi terjadi melalui pertanyaan-pertanyaan ringan yang dijawab dengan baik oleh Asyhifa, maupun Laila.
“Saya merasa bangga sekaligus gugup saat ditunjuk untuk mengisi acara keputrian ini,” ungkap Asyhifa, usai acara. “Namun, saya berusaha mempersiapkan diri sebaik mungkin agar materi yang saya sampaikan bisa bermanfaat bagi teman-teman,” ungkap Asyhifa.
Kepala MTsN 6 Kulon Progo, Riza Faozi, S.Ag., M.S.I., menyampaikan apresiasinya atas keberanian dan kemampuan Asyhifa, dan Laila. “Ini adalah kali pertama kami memberikan kesempatan kepada siswi untuk menjadi pengisi utama dalam kegiatan keputrian. Anindya telah menunjukkan potensi yang luar biasa. Kami berharap ini bisa menjadi motivasi bagi siswi lainnya untuk berani tampil dan berbagi ilmu,” ujar Riza.
Guru pendamping keputrian Tatik Romdhiyati, S. Ag., mengungkapakan “Alhamdulillah, sebuah kebanggaan dan kebahagiaan tersendiri menyaksikan kegiatan keputrian Jumat siang di MTsN 6 Kulon Progo. Ada nuansa segar dan inspiratif ketika Asyhifa, dan Laila siswi kelas VIII A, tampil dengan begitu percaya diri menyampaikan materi tentang “Menjadi Muslimah Sejati”. Sebagai pendamping keputrian, saya melihat ini sebagai langkah yang sangat positif. Memberikan ruang dan kepercayaan kepada siswi untuk mengambil peran sentral dalam kegiatan keagamaan seperti ini bukan hanya melatih keberanian mereka, tetapi juga menumbuhkan rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap kegiatan madrasah, ungkap Tatik.
Kegiatan keputrian yang diinisiasi oleh OSIS bekerja sama dengan guru pendamping ini memang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman agama dan mempererat tali silaturahmi antar siswi. Dengan memberikan kesempatan kepada siswi untuk menjadi pengisi acara, diharapkan akan muncul bibit-bibit pemimpin dan penggerak kegiatan keagamaan di masa depan. (nhc/don)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!